Hadis Tentang Tujuan Pendidikan



Hadis tentang Tujuan Pendidikan
المؤمن القوي خيرٌ وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف


A.Takhrijul Hadits    

2612 - السابع والعشرون عن محمد بن يحيى بن حبان عن الأعرج عن أبي هريرة قال قال رسول الله {صلى الله عليه وسلم} المؤمن القوي خيرٌ وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز وإن أصابك شيءٌ فلا تقل لو أني فعلت كذا كان وكذا ولكن قل قدر الله وما شاء فعل فإن لو تفتح عمل الشيطان1
6945 - حدثنا أبو بكر بن أبى شيبة وابن نمير قالا حدثنا عبد الله بن إدريس عن ربيعة بن عثمان عن محمد بن يحيى بن حبان عن الأعرج عن أبى هريرة قال قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم- « المؤمن القوى خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف وفى كل خير احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز وإن أصابك شىء فلا تقل لو أنى فعلت كان كذا وكذا. ولكن قل قدر الله وما شاء فعل فإن لو تفتح عمل الشيطان ».2
_________________

      1.M.bin Futuh.Al-Jami’ bainash Shahihaini Bukhory Muslim(Beirut: Dar Ibnu Hazm, 2002M/1423 H),hal.207
      2.Abu Husin Muslim bin Hujjaj bin Muslim al-Qusyairy an- Naisabury . al- Jami’us shahih al-musamma shahih Muslim. (Beirut : Darul Jiil),hal.56


 79- حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة وعلى بن محمد الطنافسي قالا حدثنا
عبد الله بن إدريس عن ربيعة بن عثمان عن محمد بن يحيى بن حبان عن الأعرج عن أبي هريرة قال
 : - قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف . وفي كل خير . احرص على ما ينفعك . واستعن بالله ولا تعجز . فإن أصابك شيء فلا تقل لو إني فعلت كذا وكذا . ولكن قل قدر الله وما شاء فعل . فإن لو تفتح عمل الشيطان ) . قال الشيخ الألباني : حسن 3

(10460) أخبرنا محمد بن العلاء قال أخبرنا بن إدريس قال أخبرنا ربيعة بن عثمان عن محمد بن يحيى بن حبان عن الاعرج عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف وكل فيه خير احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز فإن أصابك شئ فلا تقل لو اني فعلت كذا وكذا ولكن قل قدر الله وما شاء فعل (10462)4


_____________________________________
      3  M. Bin yazid Abu Abdillah al-Qozwaini.Sunan Ibnu Majah.(Beirut : Darul Fikri),hal.31
      4 Ahmad bin Syuaib abu Abdur Rahman an- Nasai.. Sunan Nasai Kubra.(Beirut : Darul Kitab al-Ilmiyah. 1991/1411),hal.1395


2. Pohon Sanad Hadis

Rasulullah
 
           
Rabi’ah bin Usman
 
 










           
 















3. Arti Mufradat dan Terjemahan Hadis
القويّ
Kuat jasmani dan rohani lawan dari al-dha’if
وَفِي كُلّ
Pada masing –masing dari keduanya yakni mukmin kuat dan mukmin lemah
احْرصْ
Usahakan sungguh- sungguh
تَعْجَزْ
Lemah
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْئٌ
Dan jika engkau ditimpa suatu musibah
قُلْ قَدَرُ الله
Katakanlah itu sudah ketentuan Allah
تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Membuka perbuatan setan

Abu Bakr Bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair telah mengabarkan kepada kami, keduanya mengatakan, ‘Abdullah bin Idris telah mengabarkan kepada kami dari Robi’ah bin Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al A’roj dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu, Dia mengatakan, ‘Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda’,
“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, (namun) pada keduanya ada kebaikan. Besemangatlah (mengerjakan/terhadap) hal-hal yang bermafaat bagimu, meminta tolonglah kepada Allah dan jangan malas. Jika sesuatu (yang buruk) menimpa dirimu maka janganlah katakan ‘seandainya aku tadi melakukan ini dan itu’tetapi katakanlah Qodarullah (ini adalah takdir Allah) dan apa yang dikehendakinya pasti terlaksana. Karena jika engkau mengatakan ‘seandainya’ maka engkau akan membuka jalan bagi amalan syaithon”.

4. Kualitas Hadis
         Jalaluddin as-Suyuthi  dalam Jami’ul ahadits mengatakan hadis ini diriwayatkan Ahmad (no. 23147), Baihaqy (no.19962). Diriwayatkan Abi Syaibah (no. 26220), Ahmad (no.8777), Muslim (no.2664), Ibnu Majah (no.4168). Dikeluarkan juga al- Hamidy (no.1114), Ibnu Hiban (no 5721), hakim (no.1/404) Dailami (no.580), Baihaqy (no. 580)

Pada shohih Muslim, menurut Hasan Salim Asad, isnadnya shahih.5
  Dalam shahih Ibnu Hiban, Syuaib Urnuth, mengatakan sanadnya hasan menurut syarat muslim, karena Muhammad bin Yahya bin Hiban hanya menerima dari  A’raj sendirian.6
    Dalam Musnad Shohabat fi kitbit Tis’ah, dikatakan hadis ini shahih Muslim no 2664 dan shahih Ibn Majah 79.
     Hadis ini  Shahih Muslim dan Ahmad dan Ibn Majah, menurut Bari’ Arfan Taufiq  dalam Kunuzus Sunnah Nabawiyah.
     Menurut penulis hadis ini shahih karena umumnya para ulama
mengelompokkannya  kepada hadis shahih, walaupun ada yang mengatakan hasan, namun dapat menjadi shahih lighairihi.

5. Asbabul Wurud

6. Syarah Hadis
     Pesan penting dari hadis di atas adalah membentuk manusia mukmin yang kuat atau berkualitas baik dari segi jasmani maupun rohani. Mukmin yang berkualitas lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada mukmin yang lemah.

_______________
6 M. Bin Hiban bin Ahmad Abu Hatim at- Tamimi al-Bisri. Shohih Ibn Hiban bittartib Ibn Bilban.(Beirut;Muassasah Risalah.1993)
7 Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad DamsyiqiAsbabul wurud (Jakarta:Kalam Mulia.2008) Cet.ke-10.hal.56



           Al-Qurthuby menjelaskan makna mukmin yang kuat dalam kitab Dalil al- Falihin adalah mukmin yang kuat badan dan jiwanya serta kuat cita- citanya melaksanakan tugas- tugas ibadah seperti haji, berpuasa dan amar makruf nahi mungkar. Al- sundiy pensyarah Sunan Ibnu Majah menjelaskan makna mukmin yang kuat dalam berbuat kebaikan, kuat bertahan dalam melaksanakan taat, kuat sabar ketika tertimpa musibah dan bangkit mengatur maslahat dengan memperhatikan berbagai sebab dan erpikir tentang akibat. Imam al- Nawawi dalam Syarah Muslim menyatakan makna kuat di sini adalah memiliki jiwa yang kuat bercita- cita dalam urusan akhirat, segera berjihad (berjuang) melawan musuh, kuat bercita- cita dalam amar makruf nahi mungkar, sabar atas segala penderitaan, mencintai shalat puasa dan ibadah lain, serta memeliharanya sebaik mungkin.8

     Hadis di atas mendidik manusia agar menjadiorang  kuat baik kuat fisik maupun mental, jasmani dan rohani.Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. al- Anfal (8):60:
(#rÏãr&ur Nßgs9 $¨B OçF÷èsÜtGó$# `ÏiB ;o§qè% ÆÏBur ÅÞ$t/Íh È@øyÜø9$# šcqç7Ïdöè? ¾ÏmÎ/ ¨rßtã «!$# öNà2¨rßtãur tûï̍yz#uäur `ÏB óOÎgÏRrߊ Ÿw ãNßgtRqßJn=÷ès? ª!$# öNßgßJn=÷ètƒ 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« Îû È@Î6y «!$# ¤$uqムöNä3ös9Î) óOçFRr&ur Ÿw šcqßJn=ôàè? ÇÏÉÈ  
60. dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
     Bahkan secara khusus Al-Quran mengingatkan mendidik anak keturunan masa depan yang kuat dan berkualitas, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. an- Nisaa (4):9:
________________
      8.Abdul majid Khon.Hadis tarbawi Hadis-hadis Pendidikan .( Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.2012)h
|·÷uø9ur šúïÏ%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz Zp­ƒÍhèŒ $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ (#qà)­Guù=sù ©!$# (#qä9qà)uø9ur Zwöqs% #´ƒÏy ÇÒÈ  
9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

     Tujuan pendidikan Islam membentuk kepribadian anak didik yang kuat jasmani, rohani dan nafsaninya (jiwa) yakni kepribadian muslim yang dewasa. Sesuai dengan pengertian pendidikan agama Islam itu sendiri, yaitu bimbingan atau pertolongan secara sadar yang dilakukan oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik ke arah kedewasaan menuju terbentuknya kepribadian Muslim.
وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ
     “dan pada masing- masing adalah baik.”
     Maksudnya masing- maisng dari mukmin qowy dan mukmin dha‘if adalah baik, karena keduanya mempunyai iman walau kadar imannya berbeda dan kadar ibadah mukmin dha’if berkurang, kemudia Nabi menjelaskan kiat- kiat untuk menjadi mukmin kuat sebagai berikut :
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ
 “Usahakan sungguh- sungguh mengerjakan sesuatu yang berguna bagi engkau, mintalah bantuan kepada Allah dan jangan engkau lemah.”
     Maknanya mukmin yang kuat hendaknya menggabungkan antara usaha dan tawakkal. Usaha lahir dan batin berusaha melakukan yang bermanfaat disertai dengan berdoa mohon pertolongan kepada Allah agar dapat melaksanakannya dengan baik kemudian diserahkan kepada Allah. Jangan engkau lemah untuk melakukan semua itu.
     Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan orang mukmin yang kuat adalah yang menggabungkan antara usaha dan berdoa, antara percaya diri dan percaya pada Allah, antara usaha lahir dan batin. Berbeda dengan mukmin yang lemah bermalas- malasan tidak ada usaha dan tidak mau bekerja dan minta pertolongan Allah. Atau hanya sepihak saja bekerja keras tanpa da pegangan kepada taqdir Allah atau hanya menunggu taqdir Allah tanpa ada usaha sungguh- sungguh. Lanjut sabda Nabi sebagai berikut :

وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا
“jika engkau terkena sesuatu musibah, jangan engkau mengatakan  : Andaikan saya berbuat begini niscaya begini “
     Ini merupakan sabda Nabi untuk menjadi mukmin yang kuat, Jika tertimpa suatu musibah atau bencana jangan kamu katakan ; andaikata saya belajar saya lulus, andaikata saya rajin saya sukses....Itu semua ungkapan orang yang lemah bukan ungkapan orang kuat. Maksudnya menyesali perbuatan yang telah lewat untuk menghindar atau menolak takdir. Orang kuat akan mengatakan :
قُلْ قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
     Semua yang terjadi sudah takdir Allah. Dalam kitab Riyadh al-Shalihin dibaca قُلْ قَدَّرَ اللَّهُ maknanya sama katakanlah sudah ditakdirkan Allah. Semua musibah telah ditentukan Allah dan diserahkan kepada-Nya, tidak ada penyesalan kemudian karena sudah ada usaha yang maksimal.
     Kata ‘andaikan’ tidak menolong untuk mengurangi penderitaan, malah akan menimbulkan penyesalan belaka berbeda dengan penyerahan takdir, kalimat itu memutuskan godaan setan sebagaimana sabda Nabi berikutnya :
فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Sesungguhnya kata ‘andai kata’ membuka perbuatan setan”
     Kata andaikata, maknanya menyesali perbuatan yang telah lewat membuka perbuatan setan yaitu menolak takdir Allah kemudian tergoda dan membuat orang itu menjadi lemah dan stres, tidak membuat maju dan kuat.
     Orang mukmin yang kuat mengetahui kegagalan itu takdir Allah dan ia tidak putus asa atas rahmat-Nya. Di situlah timbul jiwa optimis untuk melanjutkan perjuangan untuk meraih tujuan dan cita- citanyandengan semangat baru bersandar pada rahmat-Nya. Hadis di atas mendidik kepada kita agar tidak lemah semangat dalam perjuangan hidup dan selalu mengadakan perbaikan- perbaikan, sesuai dengan sunatullah yang berlaku pada makhluknya sehingga mencapai tujuan pendidikan yakni Muslim yang kuat lahir dan batin, jasmani dan rohani.



7. Analisis Hadis dalam Konteks Pendidikan
a. Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia mukmin yang berkualitas baik jasmani maupun rohani.
b. Mukmin berkualitas adalah seorang yang mampu ber- mujahadah (mengendalikan) hawa nafsu untuk taat dan berbuat manfaat baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.
c. Mukmin berkualitas imannya menggabungkan usaha lahir dan batin, berusaha keras dan memohon pertolongan Allah.
d. Mukmin berkualitas ketika trtimpa suatu musibah berusaha antara mengobati dan berserah diri kepada takdir Tuhan tanpa penyesalan.


8. Kesimpulan
     Hadis ini mengajak kepada pembaca untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas iman. Mengajak untuk menjadi hamba Allah yang kuat imannya. Yakni dengan menguatkan semangat dalam menggapai kemanfaatan duniawi dan ukhrawi, disertai isti'anah kepada Allah semata. Terus semangat, konsisten dan komitmen dalam usahanya, dan tidak melemah. Jika terjadi sesuatu yang tak sesuai harapan, ia tidak putus asa. Tidak pula mengandai-andai, jika tadi melakukan ini pasti terjadi sesuatu yang lain. Karena mengandai-andai semacam ini akan membuka pintu syetan, yakni akan menyebabkan cacian terhadap takdir, marah kepada keputusan Allah, lemah semangat, was-was, merana dan sedih. Tetapi hendaknya ia terus menjaga semangat dan keyakinannya kepada Allah dengan mengatakan, Qaddarallahu Wamaa Syaa-a Fa'ala (Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat).


Daftar Pustaka
M.Bin Futuh al-Hamidi. 2002 M/ 1423 H.Al-Jami’ bainash Shahihaini Bukhory Muslim.Beirut : Dar Ibn Hazm

Abu Bakar Ahmad Bin Husin bin Ali al- Baihaqy. 1344 H.Cet ke-10. Sunan Kubra wafii ziilihi jauharin naqy. Haidar Abad : Majlis Dairotul Ma’arifan-Nizhomiyah al-Kainah

Ahmad bin Syuaib abu Abdur Rahman an- Nasai. 1991/1411. Sunan Nasai Kubra.Beirut : Darul Kitab al-Ilmiyah

Ali bin Nayif as-Syuhud. Mufashshil fii syarah hadis min badal diinihi faqtuluuhu i’dad

Khon.Abdul majid.2012.Hadis tarbawi Hadis-hadis Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

M. Bin Zaid Abu Abdillah Al- Quzawaini. Cet. Ke-2. Sunan Ibnu Majah.Beirut : Darul fikri

Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad Damsyiqi.2008.Asbabul wurud.Jakarta:Kalam Mulia.



Belum ada Komentar untuk "Hadis Tentang Tujuan Pendidikan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel